Selamat Datang di Blog GIPSI Generasi Pendengar Setia Wadi 102.0 FM Radionya Keluarga Muslim

Jumat, 27 Juni 2008

Assalamualaikum wr.wb

kaifahal ikhwati, saudara-saudariku yang ku rindu karena Allah...pertemuan di sini adalah hal yang manis...karena kita diajarkan bagaimana menghargai satu sama lain, atas nama dakwah tentunya...kenapa tidak, disinilah titik tolak awal kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan....

ohya...tidak hanya itu bukan? saling mengingatkan..dan memberi manfaat kepada sesama saudara-saudari...gmn saudaraku..satu perjuangan...kapan kita memulai perjuangan ini...di GIPSI tentunya....

Saudaraku....

ane buat sebuah tulisan perdana yang ane persembahkan untuk kalian yang ada di GIPSI dengan penuh cinta karena Allah....selamat menyelami setiap kata-katanya...semua adalah proses belajar.....oke..jadi harap dimaklum dengan redaksi katanya.....

ANTARA WAKTU, CINTA DAN IBADAH

Tiga makna yang berbeda namun saling terkait antara yang satu dengan yang lain nya. Ketiga kata tersebut memiliki arti yang universal.. Menurut salah seorang tokoh bahwa cinta adalah perasaan yang fitrah dimiliki oleh setiap orang yang terlahir di dunia. Rasa cinta tak bisa dipungkiri. Karena rasa cinta melekat dalam jiwa manusia.


Menurut H.Rohiman N (1997) menyatakan bahwa cinta itu baru dapat diartikan setelah dapat dirasakan oleh orang yang merasakannya. Satu hal yang menjadi catatan, cinta adalah sebuah karunia dari Sang Maha Cinta Allah azawajalla, kepada seluruh umat manusia yang menjadi khalifah di muka bumi. Cinta merupakan tanda kekuasaan dan bukti kekuasaan-Nya.


Lantas apakah cinta yang kita miliki saat ini menjadi bukti adanya kekuasaan Allah, dan menjadi keyakinan seyakin-yakinnya bahwa Allah yang Maha cinta diatas cinta kepada makhluk lainnya.


Menurut filsuf islam al-kindi, “jika bau bunga sedap malam dicampur dengan bau mawar, akan lahir bau baru yang bisa membagkitkan perasaan cinta dan bangga”. Cinta memiliki daya luar biasa pada diri manusia serta melekat dengan kuatnya. Cinta dapat secara tiba-tiba datang dan pergi tak mengenal masa. Cinta dapat dilukiskan dengan memberi, bukan meminta, sebagai dorongan mulia untuk memintakan eksistensi dirinya atau aktualisasi dirinya kepada orang lain.

Begitu agungnya cinta bukan ?

Jika didunia ini semua dipenuhi cinta yang sehat mungkin tak ada kerusuhan, tak ada peperangan bahkan tak yang menyakitkan.

Lantas harusnya jadi pertanyaan yang besar untuk setiap orang. Apakah kita mencintai dengan sehat?

Cinta yang tak menyakiti siapapun. Bahkan cinta yang sehat mampu melahirkan cinta kasih untuk orang lain. Karena salahnya mencintai, hingga kita tak kenal waktu. Tak mampu merasakan kenikamatan waktu. Waktu yang seringkali membunuh. Karena waktu tak bisa kembali, karena waktu tak bisa kompromi dan karena waktu begitu cepat.


Mungkin untuk sebuah kesadaran kita harus membangun sebuah bangunan jiwa self conscious.

Self conscious yaitu kesadaran diri, bahwa waktu memang lekat dengan kita. Cinta tanpa waktu tak akan ada cinta. Tapi waktu hadir karena cinta, yaitu cinta-Nya Sang Khaliq “Allah Subhana Wata’la”

Oleh karena itu, hadirlah kita manusia, karena cinta kasihnya Allah SWT yang menghadirkan waktu penuh cinta dan semua fasilitas dunia yang ada.
Waktu akan dimulai ketika kita terlahir di dunia ini. Start itulah kita memulai jatah waktu kita yang sudah Allah tentukan sebelumnya.
Lantas apakah kita temasuk orang yang bersyukur atas karunia waktu dan cinta itu.
Lantas kenapa kita salah mencintai?
Karena kurangnya kita menyadari akan waktu yang ada itu karena cinta Allah.

To be continue………


Tidak ada komentar: